Megawati dalam Sorotan: Analisis Persepsi Masyarakat dari Berbagai Daerah Menyeluruh

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati memiliki posisi yang unik di masyarakat. Dia merupakan orang paling berpengaruh di tubuh partai berlambang banteng, namun tidak pernah berhasil memenangkan Pemilihan Presiden. Veracity melakukan Focus Group Discussion dengan total 10 responden tiap provinsi untuk mengetahui pendapat masyarakat tentang sosok ini. Berikut beberapa pendapat tentang Megawati: ‘Dia menjual pulau-pulau, dia memulai sistem kerja kontrak dan outsourcing,” ujar seorang wanita di Surabaya. “Para produsen bekerja dengan kontra. Timor Leste memisahkan diri dari Indonesia selama masa kepresidenannya,” kata seorang pria di Bandung. “Dia menjual banyak dalam waktu singkat. Pulau-pulau,” ujar seorang wanita di Bandung. “Dia menjual semua aset Indonesia. Selama Suharto, semua aset disimpan tetapi dia menjual pada masanya,” ujar seorang pria dan seorang wanita di Surabaya. “Membuka negara kepada orang asing,” ujar seorang pria di Surabaya. Sementara tingkat kesukaan terhadap Megawati berdasarkan hasil survey berbeda-beda tiap daerah: Di Jawa Barat, 47 persen masyarakat menyukai, 33 persen tidak menyukai, 16 persen ragu, dan 4 persen tidak memperhatikan. Di Jawa Tengah, 51 persen masyarakat menyukai, 43 persen tidak menyukai, 4 persen ragu, dan 3 persen tidak memperhatikan. Di Jawa Timur, 52 persen menyukai, 33 persen tidak menyukai, 14 persen ragu-ragu, dan 3 persen tidak memperhatikan. Di Kalimantan, 37 persen menyukai, 39 persen tidak menyukai, 11 persen ragu, dan 12 persen tidak memperhatikan. Di Sulawesi, 50 persen menyukai, 26 persen tidak menyukai, 11 persen ragu, dan 8 persen tidak memperhatikan. Di Sumatera, 45 persen menyukai, 48 persen tidak menyukai, 4 persen ragu, dan 3 persen tidak memperhatikan. Hasil ini didapatkan melalui survey, dengan metode pemilihan responden secara acak dan aplikasi Lime Survey. Survey dilakukan melalui tablet atau smartphone. Total responden sebanyak 1.600 orang, dengan toleransi kesalahan sekitar ±2,5%. Survei ini dilakukan di kota dan desa di 34 provinsi, dan data diperiksa kembali menggunakan CATI. Survei dilakukan mulai tanggal 7 hingga 20 Januari 2024.